Subscribe:

Pages

Wednesday 19 October 2011

Kemah Akbar SMPK Santa Maria II Malang

Sehubungan dengan berakhirnya kegiatan ekstrakulikuler Kempramukan Gudep 01004 – 01027, maka SMPK Santa Santa II Malang menyelenggarakan Kemah Akbar. Tujuan dari acara Kemah Akbar itu sendiri sebenarnya adalah melatih kemandirian, kedisiplinan, dan kerja sama dalam regu di alam terbuka, serta mengamalkan Dasa Dharma Pramuka. Kegiatan ini wajib diikuti oleh siswa – siswi kelas IX tahun pelajaran 2011 -2012. Kemah Akbar dilaksanakan pada tanggal 4 sampai 6 Agustus 2011 dan bertempat di Bumi Perkemahan Jedong, Wagir.
Pada tanggal 4 Agustus, para siswa kelas IX pulang lebih awal, yakni pukul 10.50, untuk persiapan terakhir. Para siswa diwajibkan berkumpul kembali di sekolah pada pukul 13.00 dengan memakai seragam pramuka lengkap. Setelah selesai absensi, pemberian nasihat, dan berdoa, para siswa berangkat pada pukul 13.30.
Para siswa berangkat menggunakan angkutan truk tentara. Pembagian truk sama dengan satuan gabungan atau kelas di waktu kelas VIII dulu. Perjalanan memakan waktu  kurang lebih satu jam. Para peserta tampak menikmati perjalanan meskipun jalan yang dilalui cukup berliku. Para peserta saling bercanda, berbagi camilan, bahkan melempar ejekan satu sama lain, namun perjalanan dapat diselesaikan dengan selamat.
Sekitar pukul 14.30, para peserta telah menjejakkan kaki di bumi perkemahan. Para peserta diberi kesempatan untuk mengatur tikar, posisi, dan beristirahat di tenda. Setelah jarum jam menunjukkan pukul 16.00, para peserta dipanggil untuk melaksanakan apel pembukaan. Para peserta juga tetap menggunakan seragam pramuka lengkap.
Setelah apel selesai dilaksanakan, para peserta mengikuti acara dinamika kelompok. Para peserta diwajibkan mengganti baju atasan dengan pakaian yang nyaman, dan celana panjang. Dalam bagian ini, para peserta harus menggambar sembilan buah simbol dan melewati rintangan yang ada. Rintangan yang ada antara lain adalah: melewati jaring, memanjat, mendaki tanah curam, meniti tali, dan sebagainya. Bagi yang tak dapat melewati rintangan, akan mendapatkan hukuman. Hukuman yang didapat bisa berasal dari teman satu regu, anggota regu lain, maupun dari kakak pembina.
Setelah semua kelompok menyelesaikan acara dinamika kelompok, para peserta boleh menikmati makanan yang telah tersedia. Waktu yang diberikan untuk makan malam adalah 30 menit. Setelah selesai makan, para peserta wajib mencuci sendiri peralatan makannya di belakang tenda sekretariat.
Acara selanjutnya adalah nasionalisme. Bagian ini dilaksanakan di ruang pertemuan. Para peserta ditayangkan bagaimana para TNI dilatih untuk membela keutuhan wialyah NKRI. Video berdurasi sekitar 30 menit tersebut menunjukkan kepada para peserta betapa besarnya rasa nasionalisme yang dimiliki oleh para TNI. Acara nasionalisme berakhir dengan dilambungkannya doa yang dipimpinoleh Bapak Hadi. Setelah selesai berdoa, para peserta diwajibkan untuk segera beristirahat.
Nyatanya, meskipun berkali-kali diperingatkan untuk segera beristirahat, para peserta tak segera mengistirahatkan diri mereka. Bahkan, suara candaanpun terdengar semakin keras. Para kakak Pembina pun memberi hukuman kepada seluruh peserta. Para peserta diwajibkan untuk segera berkumpul di lapangan dan memakai celana panjang. Setiap kelompok diwajibkan membawa senter maksimal dua buah per kelompok. Pimru (pimpinan regu) dan Wapimru (wakil pimpinan regu) yang berada di bagian paling depan dan paling belakan barisan bertugas menyinari jalan yang dilalui menggunakan kedua senter tersebut.
Pada jerit malam ini, para peserta melewati daerah sekitar bumi perkemahan yang rimbun. Hawa yang dingin, jalan yang tidak mulus, dan suasana yang gelap semakin menciutkan nyali para peserta.Tak jarang terdengar suara jeritan, baik dari peserta putri maupun dari peserta putra ketika kakak Pembina yang bersembunyi melemparkan boneka berbentuk hantu ataupun kaka Pembina berteriak mengagetkan para peserta. Dalam bagian jerit malam ini, para peserta harus melewati beberapa pos untuk menjawab pertanyaan dari kakak Pembina. Para peserta yang telah mengakhiri acara jerit malam boleh menikmati teh hangat yang telah tersedia, lalu segera beristirahat untuk bisa beraktifitas esok harinya.
Pada pukul 04.30, dibunyikan alarm dari tenda sekretariat. Jika alarm dibunyikan, berarti para peserta harus segera berkumpul di lapangan. Rangkaian acara pada tanggal 5 Agustus dimulai dengan senam yang dipimpin oleh Ibu Anna. Para peserta mengikuti gerakan sambil diselingi gelak tawa. Selanjutnya, para peserta diperbolehkan mandi dan menikmati sarapan yang tersedia.
Selesai mandi dan menikmati sarapan, para peserta diwajibkan untuk segera berkumpul kembali di lapangan menggunakan baju lengan panjang atau jaket, celana panjang, dan perbekalan kelompok secukupnya. Para peserta juga harus membekali diri masing-masing dengan sebuah tongkat pramuka. Selanjutnya, para peserta mengikuti acara penjelajahan alam.
Rute yang dilalui dalam penjelajahan cukup jauh dan memutar. Waktu yang dibutuhkan juga tergolong tak singkat, yakni mulai pukul 09.00 sampai dengan pukul 13.00. Pada awalnya, peserta meninggalkan lapangan dan menuju ke jalan raya, dan melewati pintu gerbang. Di pintu gerbang, para peserta diuji untuk membuat tandu dengan rekan satu regu. Setelah membuat tandu, para peserta turun ke jalan raya, lalu masuk ke hutan , menuruni lereng, mendaki bukit yang curam, dan menyebrangi sungai melalui jembatan bambu. Sesampainya di seberang sungai, para peserta harus mendaki bukit kembali dan sesekali perkebunan kapas, cabai, dan jagung milik para warga sekitar. Setelah melewati berbagai rintangan dan beberapa pos, para peserta kembali ke bumi perkemahan. Ternyata, para peserta tidak dapat langsung mangistiarhatka badan mereka. Mereka harus meniti bambu, dan bila mereka terjatuh, hukumannya adalah merayap di saluran yang telah disediakan. Setelah itu, para peserta dapat membersihkan diri mereka dan menikmati makan siang. Selanjutnya, para peserta diberikan kesempatan untuk beristirahat dan memantapkan penamilan regu pada acara api unggun dan beberapa lomba.
Ketika jarum jam menunjukkan pukul 18.00, para peserta diminta berkumpul di lapangan dengan membawa atau mengenakan perlengkapan tampil. Setelah dua kelompok menunjukkan penampilan mereka, para peserta diberi kesempatan untuk makan malan, lalu segera kembali ke lapangan. Api unggun pun dinyalakan oleh sepuluh peseta yang telah dipilih oleh kakak Pembina. Setelah itu, penampilan para peserta dilanjutkan kembali hingga pukul 24.00. Para pesertapun lebih dapat segera beristirahat dengan baik karena energi mereka telah terkuras habis untuk beraktivitas seharian.
Pukul 04.30, para peserta berkumpul di lapangan, dan banyak yang masih menggunakan baju tidur. Para peserta yang masih kedinginan berusaha menghangatkan diri dengan bara yang berasal dari sisa api unggun. Para peserta kemudian mengikuti jalan pagi. Setelah jalan pagi, para peserta boleh mandi dan sarapan.
Selanjutnya, diadakan lomba-lomba antar kelompok. Terdapat sepuluh permainan yang harus diselesaikan secara bersama maupun wakil kelompok. Teman satu regu saling memberikan semangat bagi teman mereka yang mewakili kelompoknya dalam beberapa permainan.
Setelah menyelesaikan tiap permainan, para peserta mengganti baju mereka dengan seragam pramuka lengkap. Apel penutupanpu dilaksanakan. Dalam apel ini, para kakak Pembina memberikan hadiah kepada regu-regu yan menjadi jawara dalam setiap bagian acara. Setelah selesai memasukkan barang bawaan dan naik ke truk para pesertapun kembali ke sekolah dengan harapan fisik dan mental mereka semakin berkembang. (jes)
                                                               

No comments:

Post a Comment